CERITA :
Pada tanggal 20 Desember 2020, terjadi insiden penembakan di Paniqui, Tarlac, Filipina, saat seorang polisi, Jonel Nuezca, menembak mati dua tetangganya, Sonia dan Frank Gregorio, setelah terjadi pertengkaran sengit mengenai alat pembuat bunyi rakitan (boga). Kerabat korban dan anak perempuan pelaku yang masih di bawah umur hadir di tempat kejadian perkara dan menyaksikan insiden tersebut. Insiden tersebut terekam kamera dan menjadi viral di media sosial, memicu kemarahan nasional dan menghidupkan kembali diskusi mengenai kebrutalan polisi dan pelanggaran hak asasi manusia dalam beberapa tahun terakhir.
MANILA, Filipina — Seorang petugas polisi yang bertugas di Kota Parañaque menembak mati dua tetangganya, seorang ibu dan putranya, di Paniqui, Tarlac.
Polisi Tarlac, dalam laporannya, mengidentifikasi tersangka sebagai Sersan Senior Polisi Jonel Nuezca, 46 tahun dan ditugaskan di Laboratorium Kejahatan Polisi Kota Parañaque, dan saat ini tinggal di Barangay Cabayaoasan di Paniqui.
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa tersangka tiba di rumah korban Sonya Gregorio, 52 tahun, dan Frank Anthony Gregorio, 25 tahun, dan setelah konfrontasi singkat, menembak mereka dari jarak dekat menggunakan senjata api 9 mm sekitar pukul 17.10 Minggu sore.
Polisi mengatakan tersangka melarikan diri dari TKP dengan mengendarai sepeda motor setelah kejadian. Namun, sebuah video kejadian tersebut beredar di media sosial dan kini menjadi viral, memperlihatkan wajah tersangka. Polisi segera melakukan operasi pengejaran untuk menangkap tersangka yang melarikan diri.
Sekitar pukul 18:19 pada hari yang sama, kepala polisi dari Kantor Polisi Kota Rosales (MPS) menelepon Kantor Polisi Kota Paniqui untuk memberi tahu bahwa tersangka telah menyerahkan diri di kantor mereka dengan senjata api yang dikeluarkannya yang digunakan dalam kejahatan tersebut.
Motif :
(Mungkin dia merasa tersinggung. Anaknya dan korban yang sudah tua juga sempat berkonfrontasi sehingga saat itulah dia tersulut untuk menggunakan pistolnya. Mungkin pikirannya kosong dan saat itulah dia menembak para korban.)
Rombaoa juga mengatakan bahwa korban dan tersangka terlibat sengketa tanah mengenai hak jalan, karena rumah korban terletak di belakang rumah tersangka.
Kematian pelaku:
Pada tanggal 30 November 2021, Nuezca meninggal saat ditahan di Penjara Bilibid Baru di Muntinlupa, Metro Manila, pada usia 47 tahun setelah ia pingsan saat berjalan di luar gedung asramanya. Penyebab kematiannya diketahui karena serangan jantung.
You need to Login
Report reason |
|